Photo: Aya Mbefo, di lokasi pengamatan burung chendrawasih di Kampung Iwin. Tambrauw
‘’bahhhh… bahaa… bahhh babaaaa… ha ha ha ha” suara
dan gerakan isyarat penuh semangat dicampur tawa keluar dari lelaki muda yang
ternyata seoarng difable bisu dan tuli ini. Dengan gaya khas seorang difable
tuli-bisu dia menceritakan kepada saya tempat bermain burung cendrawasih serta berusaha
menjelaskan banyaknya jumlah, jenis burung-burung ditempat itu dan
menginformasikan kapan waktu terbaik kita mengunjungi tempat itu.
Di ujung pertemuan sore itu dia menganguk sambil
menunjukkan thumb (ibu jarinya) tanda setuju akan menemani kami di pagi
hari melihat Burung Chendrawasih. ‘Deal?”….. Kami berjabat tangan tanda
bersepakat dengan semua pengaturan untuk pengamatan Burung Chendrawasih di
kampung iwin dengan tour guide kami seorang difable – tuli dan bisu. Ini
akan menjadi pengalaman pertama saya yang menarik.
……….
Lelaki muda difable ini bernama Septinus Bofra. Bofra
merupakan salah satu marga asli di Suku Miyah yang mendiami kampung Iwin dan
Fef di Kabupaten Tambrauw. Lokasi tempat pengamatan Burung Cendrawasih yang
hendak kami kunjungi juga berada di kampung Iwin, Distrik (Kecamatan) Fef
Kabupaten Tambrauw yang merupakan bagian dari tanah adat Marga Bofra.
Sehari-hari masyarakat di Fef, Iwin dan kampung-kampung
sekitar memanggilnya dengan nama ‘Aya Mbefo’. Aya Mbefo merupakan
panggilan yang awalnya diberikan oleh sang Kakek untuk mengenang kejadian
banjir yang melanda dusun mereka dan hampir menenggelamkan Septinus yang waktu
itu masih berusia belum genap 2 tahun. Aya Mbefo dalam Bahasa Suku Miyah
berarti ‘air sampai disini’. Akibat kejadian ini air sampai masuk ke telinga
dan rongga mulut Septinus dan merusak pita suara dan gendang telinganya. Kejadian
ini yang diyakini menjadi penyebab Septinus tidak dapat mendengar dan berbicara.
Perjumpaan dengan Septinus sebenarnya tidak kami
rencanakan, karena yang kami cari diawal adalah Albert Bofra; Abang (Kakak)
dari Septinus. Albert sudah lama kami kenal sebagai tour guide
pengamatan Burung chendrawasih di sekitaran Distrik Fef. Namun, karena Albert
sedang berada di Kota Sorong dan tanpa disengaja kami bertemu Septinus di
warung kopi sehingga pengalaman terbaik ini datang dengan komunikasi-komunikasi
bahasa isyarat Ala Septinus.
………………
Perjalanan ke lokasi pengamatan Burung chendrawasih hanya
berjarak 15 menit menggunakan mobil dari Fef, Ibu Kota Kabupaten Tambrauw.
Lokasi pengamatan yang sangat dekat dengan jalan ini menjadi potensi tersendiri
karena tidak butuh upaya extra untuk mencapainya. Namum ancaman perburuan liar
juga dirasa sangat mungkin terjadi apabila proteksi dan pengamanan wilayah
tempat bermain burung chendrawasih ini tidak dilakukan dengan benar. Marga
Bofra sebagai pemilik hak ulayat sepertinya telah bersepakat untuk
mempertahankan wilayah ini sebagai zona lindung adat untuk melindungi tempat
bermainnya burung chendrawasih.
Dengan gerak khas seorang tuli-bisu Aya Mbefo
menunjukkan isyarat larangan penebangan pohon dan penggunaan senjata api di
tempat main Burung Chendrawasih. Dia juga menunjukkan warna pada baju-nya dan
baju kami untuk menjelaskan beberapa jenis Burung chendrawasih lain dengan
berbagai warna yang bisa dijumpai disekitar hutan ini. Saya pun belajar dari
Pak Viktor Tawer – staff Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tambrauw yang ikut
dalam trip ini bahwa Aya Mbefo adalah seorong yang pandai berburu dan
sangat paham hutan-hutan sekitar iwin yang menjadi wilayah jelajahnya. Yang
cukup mengagumkan adalah pada saat berburu Aya Mbefo dibantu anjing yang
lebih dulu mengejar buruan dan dia tempat dimana anjing itu berada hanya dengan
menaruh telinga tangannya ke tanah ---
Hhmmmmnnn.. jadi dia bisa mendengar? Ternyata tidak,
interaksi Aya Mbefo dengan anjing buruan sejak kecil mengasah skill indraperasa
getaran yang sangat tajam – hanya dengan menaruh telinganya ke tanah. Sungguh
hebat.
…………….
Di akhir perjalanan kami, Aya Mbefo berpesan agar tolong bantu dia dan komunitas adat Marga Bofra melindungi hutan ini. Dia sangat senang apabila lebih banyak orang (wisatawan) yang dapat dia temani berkunjung ke tempat dia menikmati chendrawasih.