Perjalanan yang melalui hampir 6 kampung ini menampilkan kombinasi pemandangan alam yang indah dan bagian yang rusak. Pemandangan tidak mengenakan mulai menyentak ketika kita mencapai KM 30an setelah kampung Malaumkatuk pemandangan tidak enak itu kembali muncul. Dimulai Indutri Kayu dengan skala sedang terbangun dan beroperasi aktif di pinggir Sungai Warsamson (di Indikasi Milik LS - Oknum polisi dengan kasus rekening gendut). Di sepanjang indutri kayu ini berjejer rapi kayu-kayu yang siap masuk kedalam industri. Sepanjang 10 Km dari tempat dimana industri ini dibangun, gubuk-gubuk emergecy dibangun dengen tenda plastik dan dinding papar. Gubuk-gubuk ini merupakan tempat tinggal dari para penebang kayu yang melakukan penebangan di wilayah kawasan produksi ini. Didepan gubuk-gubuk mereka berjejer rapi kayu-kayu olahan yang siap untuk dijual. Ukurannya bervariasi dan kelihatan menyesuaikan dengan pesanan pasar. Dari pengamatan cepat yang dilakukan bersama dengan lajunya mobil melewati wilayah tersebut terhitung ada lebih dari 20 gubuk-gubuk penebang. Para penebang ini menurut info dari Pak Supir berasal dari daerah Manado (Perlu diklarifikasi).
Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah, seriuskan pemerintah menerapkan monitoring dan kontrol terhadap pemanfaatan hasil hutan dan kontrol penguasaan oleh pebisnis-pebisnis nakal yang mengambil kesempatan dari ketidakseriusan ini? Apakah jamur permasalahan ini sudah berakar kuat bahkan menularkan penyakit ini sampai ke system tata kelola hutan dan penegakan hukum yang kacau?
Saya sampai dibawa ke pikiran bahwa para orang-orang pintar kehutanan di Indonesia terlalu menyederhanakan persoalan pengelolaan hutan di Indonesia dan kecenderungan tidak peduli dengan tingkat pemanfaatan hutan yang tidak terkontrol. Yang menjadi menarik untuk saya adalah areal kerja penebang ini masuk dalam wilayah kerja KPHP Sorong. Disaat saya sedang serius untuk mendorong KPH sebagai ruang untuk menapaki jalan baru tata kelola hutan yang baik di Papua, sebuah cubitan yang sakit datang dan menyadarkan saya bahwa semua itu tidak mudah. Lantas bagaimana langkah-langkah awal dan langkah-langkah lanjutan harus dimulai?
0 komentar:
Posting Komentar