Perahu penyeberangan ke Pulau Mansinam
"Beberapa hari ini kami sedang kebanjiran rejeki karena hari libur dan banyak orang yang bolak-bolak mengujungi pulau mansinam" sambut Pak Dani menjawab pertanyaan saya "kayaknya lagi ramai ya penumpang pas musim liburan?". Dalam sehari Pak Dani bersama dengan penyedia jasa perahu yang lain bisa 10 - 12 kali bolak balik dengan rata-rata penumpang berisi 8 - 12 orang per trip. Sekali trip setiap penumpang dikenakan biaya Rp. 10,000/orang dan khusus untuk penumpang dewasa sedangkan balita dan anak-anak biasanya dibayarkan dibawah Rp.10,000 atau kadang gratis. Jumlah ini tentu berbeda dengan pendapatan yang diterima di hari kerja/biasa dimana rata-rata mereka maksimal bisa dapat 3 kali trip itupun penumpang yang naik adalah mereka penduduk dari pulau mansinam dan Pulau Lemon yang beraktifitas normal baik sebagai pegawai negeri sipil maupun pekerja non formal lainnya di kota.
Hari libur tentu menjadi berkah, Mansinam saat ini hadir menjadi salah satu destinasi wisata terutama untuk tujuan religi. Sekalipun sebagian pengunjung non Kristen juga menikmati pulau ini dari keindahan dan ketengan berwisata. Posisi dan aksesibilitas pulau Mansinam yang hanya bisa dijangkau melalui penyeberangan laut mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor jasa terutama kepada semua penyedia jasa yang hampir 100% adalah warga lokal pulau lemon, pulau mansinam dan wilayah-wilayah sekitar kwawi.
Ada lebih dari 10 unit perahu yang setiap harinya beroperasi.
Fasilitas dan konsep pengembangan perahu yang memperhatikan kestabilan perahu dimana 'Semang - bagian penyeimbang perahu yang ditambah sebagai sayap disisi kiri dan kanan perahu" memberikan rasa nyaman tersendiri kepada penumpang. Sekalipun mereka yang baru pertama kali naik perahu. Tempat duduk kayu yang memuat 2 penumpang sebaris tentu cukup nyaman untuk jarak tempuh yang hanya 10 - 15 menit dari pelabuhan Kwawi ke Pulau Mansinam. Jaraknya yang dekat dan bermodalkan pengalaman panjang, para pengemudi perahu tidak melengkapi dirinya dengan alat navigasi khusus. Begitu juga tidak ada live jacket yang disiapkan mungkin karena mereka menganggap sudah biasa dan jarak tempuh hanya pendek saja. Ya... Dengan memanfaatkan fasilitas yang ada dengan perahu kayu panjang max 6 meter ditambah motor tempel skala 15 dan 25 PK mereka para penyedia jasa perahu penyeberangan menggantungkan hidup dan berusaha memberikan fasilitas yang nyaman kepada penumpang yang menyeberang ke Pulau Lemon dan Pulau Mansinam.
"Saya senang kalau setiap hari penumpang bisa ramai seperti ini" kata Pak Dani kembali ditengah perjalanan kami. Harapan bahwa jasa perahu tetap didukung dan menjadi pilihan utama para pengunjung Pulau Mansinam dan Pulau Lemon kelihatan tersirat dalam kepalannya. Harapan juga bahwa Mansinam dan Pulau Lemon bisa terus dipromosikan menjadi aset wisata sangatlah besar karena dengan begitu peningkatan kebutuhan jasa mereka sebagai para pengemudi perahu bisa meningkat dan konstan baik hari libur maupun hari kerja.
0 komentar:
Posting Komentar