Di posting saya sebelumnya http://tapakbatas.blogspot.co.id/2009/05/model-matematis-penduga-berat-tepung.html saya sudah share ringkasan penelitian saya dengan model matematis yang coba hitung dan hasilkan untuk melihat hubungan korelasi antara volume pohon sagu yang diukur dengan pendekatan diameter (Dbs) dan tinggi bebas pelapah (Tbp). Melengkapi postingan tersebut, tulisan kali ini adalah lebih jauh berbagi tentang table berat tepung basah pohon sagu duri (Matroxylon Rumphii) yang tumbuh disorong selatan dan dimanfaatkan secara massive oleh masyarakat adat disana. Table ini adalah pengolahan lanjutan dari model penduga yang sudah saya susun.
Table ini menurut saya sangat bermanfaat dan akan membantu masyarkat, korporasi, pemrintah atau pihak lain yang ingin secara cepat mengetahui berapa banyak kira-kira jumlah tepung sagu basah yang bisa dihasilkan dari proses extraksi secara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat adat di sekitar Kais, Kokoda, Teminabuan, Buuk dan Beraur di Sorong Selatan. Detail tentang tabel berat yang saya dapatkan dari penelitian saya bersama cara membaca dan memahaminya bisa didownload di link ini: https://drive.google.com/file/d/0BygScToA2HKFY0FxM1hHd0lneHc/view?usp=sharing
Dari hasil penelitian dan tabel berat yang saya susun ini saya mencacat point penting bahwa pendekatan penghitungan nilai manfaat sagu kepada masyarakat sedianya tidak dilihat jumlah pohon dan jumlah batang yang ada didalam satu hamparan hutan sagu tetapi dari jumlah tepung yang bisa dihasilkan dari total bataang sagu tersebut. Saya melihat bahwa dengan potensi yang besar sangatlah besar kemungkinan satu waktu exploitasi skala besar akan masuk ke wilayah ini terutama untuk industry pengolahan sagu. Sangatlah disarankan agar pendekatan berat dipakai sebagai acuan dalam penentuan nilai produksi dan manfaat yang harus diterima oleh masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar