Photo: pembakaran sampah rumput di pinggir jalan. by: Yunus Y
Sore ini saya berkeliling kota Manokwari dan mencoba menghitung berapa banyak jumlah titik pembakaran sampah. Cukup mencengangkan angkanya, titik api sore ini mencapai lebih dari 123 titik bakaran dengan variasi pembakaran sampah yang berbeda-beda. Angka ini tentu secara akumulasi bisa lebih besar karena saya baru hanya berkeliling wilayah kota dan belum menjangkau tempat pinggiran seperti pasir putih, amban pantai bahwa sowi dan arfai. Ada yang saya temukan membakar sampah plastik, ada yang membakar sisa dampur berupa bahan organik, ada yang membakar sampah berupa sisa rumput dan ada pula yang membakar sampah bekas ban/karet. Kira-kira apa dampak langsungnya ya? Sudah pasti kualitas udara yang sangat kotor sebagai akibat dari akumulasi gas dan asap kotor yang dilepas keudara selama proses pembakaran. Saya pun berpikir dan bertanya kira-kira Manokwari dengan kota yang dikerumuni pepopohon masih cukup sehatkah apabila yang dihirup disore hari adalah udara kotor dari asap buangan pembakaran sampah? Bagaimana kualitas kesehatan kita kira-kira?
Di tengah ketidaksadaran semua pihak terhadap sampah dan dampaknya serta makin menumpuknya jumlah sampah dan tingginya pembakaran yang dilakukan pemerintah sendiri cenderung belum beraksi banyak. Indeks kualitas udara saja tidak kelihatan dan tidak terpasang sehingga kita masyarakat sendiri tidak sadar apakah udara yang mereka hirup di kota setiap sore adalah udara bersih atau udara yang sebenarnya sudah tidak sehat? Implikasi dari asap terhadap masalah pernapasan mungkin belum diketahui angkanya tetapi dugaan saya angkanya cukup besar dengan cara masyarakat membakar sampah yang mereka punya - mungkin menarik untuk mengetahui catatan dari puskesmas atau rumah sakit yang ada di manokwari tentang jumlah pasien penderita penyakit pernafasan.
.........Manokwari darurat sampah, Manokwari darurat asap pembakaran sampah........ adalah pesan kritis yang saya temukan sore ini. Melakukan evaluasi dan perubahan total terhadap tata kelola pengelolaan sampah di kota Injil menjadi kebutuhan tindakan emergency yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah merespon situasi yang sudah darurat ini. Selain pemerintah, masyarakat juga perlu secara sadar melihat pentingnya pemeliharaan lingkungan hidup, mengumpulkan sampah dan mengurangi pembakaran.