My Ideas and Stories About PAPUA

Making the rich and beautiful resources in Papua become the social economic strength for Papuan has become the long home works. Many people believe that the early start to find the answer is by understanding how Papua looks like, their communities and their special strength. And it can be realize by directly in touch with them. This blogs provides you chance to touch and gets insight ideas, trends and stories about Papua.

Minggu, 18 Oktober 2015

Opini: Paket Kebijakan Ekonomi dan Upaya Indonesia Mengurangi Emisi GRK

Melihat bagaimana Paket Kebijakan Ekonomi Indonesia dan Impactnya terhadap Pemantapan Tata Kelola Hutan serta Usaha Untuk Indonesia untuk menurunkan Emisi dari sector lahan dan Kehutanan?

Analisis untuk bahan diskusi lanjutan


Presiden Joko Widodo/Jokowi. FOTO: MI/PANCA SYURKANI - metronews/ 09092015
Dinamika ekonomi global terutama fluktuasi perdagangan international yang berimplikasi pada fluktuasi nilai tukar mata uang dolar terhadap rupiah secara langsung telah juga memberikan goncangan kritis terhadap stabilisasi pasar barang dan jasa serta penyerapan tenaga kerja di Indonesia dan melambatnya perekonomian dalam negeri. Merespon kondisi tersebut pemerintan pun segera mengeluarkan paket-paket kebijakan ekonomi yang dianggap ampuh untuk menjawab kepercayaan global market terhadap Indonesia dan mempercepat pembangunan investasi di Indonesia. Dimana kesemuannya diharapkan berjalan optimal untuk menjaga kestabilan ekonomi negara dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika.

Paket kebijakan Ekonomi Tahap 3 yang dikeluarkan tanggal 5 oktober 2015, misalnya mengarahkan prioritas kebijakan pemerintah pada pemangkasan perijinan. Sektor kehutanan[1] dan lahan adalah beberapa sector-sector yang dinilai proses perijinannya terlalu panjang dan perlu dipangkas untuk mempercepat pembangunan investasi di sector ini “Pemerintah memangkas 14 perizinan menjadi enam perizinan, termasuk membersihkan 9 peraturan menteri sebelumnya”.

Dalam kerangka upaya Indonesia untuk mengimplementasikan komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi dari sector kehutanan dan lahan, paket kebijakan ekonomi ini dinilai akan menjadi boomerang dan dianggap kontrak produktif karena kemungkinan akan memacu perluasan pembukaan lahan dan hutan untuk menjawab kebutuhan investasi. Seiring dengan prioritas pembangunan yang didorong pada optimalisasi lahan dan orang untuk mendorong optimalisasi pembangunan pertanian menjadi salah satu indicator terhadap bagaimana kebijakan ekonomi yang berorientasi pada percepatan perijinan sector SDA akan menjadi salah satu pendorong percepatan deforestasi dan degradasi hutan dan lahan di Indonesia.

Fakta-fakta dan kasus meningkatkan pelepasan kawasan hutan di beberapa sentra hutan primer di Indonesia seperti Kalimantan dan Papua[2] yang saat ini juga di kepung oleh asap akibat kebakaran hutan untuk tujuan-tujuan expansi perkebunan[3] atau pemukiman tersebut mendorong kita untuk secara kritis melihat bagaimana implikasi paket ekonomi Pemerintah Indonesia terhadap komitmentnya mengurangi emisi GRK dari sector kehutanan dan Lahan? Perhatian dan keseriusan pemerintah Indonesia untuk menekan upaya-upaya penyelamatan bumi dari dampak perubahan iklim melalui kepastian kebijakan mempertahankan hutan sangat diragukan melihat trend yang ada. Kebijakan ini dinilai hadir disaat yang belum tepat untuk sector SDA karena saat ini negara sedang belum tuntas menyelesaikan persoalan-persoalan perijinan serta tata kelola sector pengelolaan sumber daya alam di Indonesia. Persoalan-persoalan krusial di tingkat dasar sperti urusan kepemilikan sumber daya, posisi dan peran masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alamnya, kerangka penyelesaian sengketa sampai dengan kepastian hukum hak-hak komunitas adat belum juga matang disiapkan atau diimplikasikan di wilayah-wilayah dengan sentra SDA yang kaya seperti Papua, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Kebijakan yang kontrakproduktif ini perlu disikapi semua pihak dengan baik untuk menjamin bahwa kebijakan pembangunan ekonomi dari sector SDA secara umum dan kehutanan dan lahan secara khusus tidak memperparah dinamika persoalan pengelolaan hutan di Indonesia. Dan secara bersama merumuskan kegiatan untuk mengawal atau mengontrol implementasi paket kebijakan ekonomi yang baru ini dikeluarkan ini.

0 komentar:

Posting Komentar