My Ideas and Stories About PAPUA

Making the rich and beautiful resources in Papua become the social economic strength for Papuan has become the long home works. Many people believe that the early start to find the answer is by understanding how Papua looks like, their communities and their special strength. And it can be realize by directly in touch with them. This blogs provides you chance to touch and gets insight ideas, trends and stories about Papua.

Kamis, 11 Mei 2017

Ekonomi Papua: Durian Fak-fak "Aset Pembangunan Ekonomi Masyarakat Adat Fakfak"


Suhu udara yang panas, asap kendaraan yang keluar dan jual hiruk pikuk orang di depan jalan utama Basuki Rachmat Sorong tidak mempengaruhi keinginan Pak Saiful dan anaknya untuk menikmati durian yang dijual oleh beberapa penjual asal Sulawesi. "Tidak peduli panas, yang penting bisa makan durian fakfak ini" kata Pak Saiful ketika saya sapa ringan dengan mengatakan "wah.. panas makan durian bisa tambah panas tu Pak" memulai pembicaraan kami.  Disamping Pak Saiful duduk Om Burhan yang katanya dari Palopo sebagai jual durian ini. "Ini durian dari fakfak, orang yang banyak yang suka di Sorong. Satu buah harganya 50,000 rupiah. Kita ambil tiap minggu karena di Fak-fak lagi musim banyak" katanya. Pikir saya: Wah mahal juga ya? 1 buah 50,000 pikir saya padahal difakfak harganya bisa sangat murah tentunya. Selain Burhan ada juga sekitar 5 penjual lainnya yang berjejeran dijalan ini sampai dekat Masjid Raya Kota sorong menjual durian yang dikirim dari Fak-fak.

Pilihan untuk melakukan transaksi antar kabupaten atau provinsi menurut saya sangatlah layak di diambil oleh orang Fak-fak karena potensi duriannya yang sangat besar dan jumlah pembeli yang ada di fakfak tidak sebanding dengan jumlah produksi duriannya. Fak-fak Kota Durian mungkin bisa jadi sebutan lain yang bisa kita sematkan ke Kabupaten Fak-fak selain daripada julukannya sekarang sebagai kota Pala. Ya pemberian nama itu tentu sah diberikan untuk potensi duriannya yang sangat besar. Setiap tahun pada saat puncak musim durian, jumlah durian yang membanjiri kota sangatlah besar. Truck, angkutan umum bahkan kendaraan pribadi yang turun dari kampung-kampung pasti memuat durian untuk dijual di pasar. Hampir setiap sudut kota bahkan di pinggir jalan orang menjual durian. Pasar Tambaruni adalah salah satu titik sentral masyarakat menjual duriannya. Nilai jual durian pun bisa dihargai sampai 1,000 rupiah per buah pada puncak musimnya karena bisa dilihat tumpukan durian dengan penjual yang banyak bahkan pada beberapa titik jumlah penjual bisa lebih banyak dari pembeli. Karena potensinya yang sangat besar ini, pada awal Tahun 2016 yang lalu bahkan Bupati mewacanakan akan membangun menara dari buah durian dan meminta MURI hadir untuk mencatat-nya dalam Musium Rekor Indonesia.

Bongkar muatan durian dari dalam Angkutan umum yang baru turun dari salah satu kampung di Fakfak


Mengupas lebih jauh tentang durian Fakfak saya masih tetap mengingat beberapa nama yang selalu kami banggakan di Faf-fak seperti Durian Mentega dan Kerak Bum. Durian Mentega adalah jenis durian khas dari Fakfak yang selalu menjadi primadona disetiap musimnya. Terkadang sulit membedakan mana durian mentega dan mana yang bukan durian mentega karena penampakannya yang sama. Tetapi berdasarkan pengalaman sewaktu masih di Fak-fak kami pasti hafal terutama dari penjual, pemilik atau kampung yang selalu menjual durian jenis ini saja. Kasus-nya tentu berbeda seperti yang saya temukan di Sorong, dimana Sorong, durian selalu dicampur tidak dijual berdasarkan kekhususan jenis mentega tersebut. Mungkin karena tampilan warnanya seperti mentega dan rasananya yang sangat lezat, manis dan legit sehingga durian ini dinamakan durian mentega. Saya teringat satu dusun Durian yang letaknya tidak jauh dari rumah orang saya di Fak-fak milik "Kakek La Saleh" beberapa pohon durian mentega sudah kami hafal dan selalu kami kesitu untuk mencari buah yang jatuh. Sedangkan durian 'Kerak Bum' adalah sebutan bagi durian yang ukurannya sangat besar seperti bola basket. Istilah ini menurut cerita di berikan karena hantaman buah durian yang bisa mematahkan dahan pohon dan bunyinya yang besar ketika menyentuh tanah. Setiap musim durian tiba, durian Mentega selalu menjadi incaran utama penikmat durian di Fakfak. 

Jumlah pohon dan hasil buahnya yang sangat besar tentu menjadi kekuatan ekonomi masyarakat adat di Fakfak yang merupakan pemilik pohon/dusun durian tersebut. Pada tahun 2014 ketika terakhir kali saya kembali ke Fakfak bahkan ada kerabat dekat saya dari Kampung Nembukteb yang penerimaan bersih dari menjual durian bisa mencapai 5 juta rupiah. Padahal banyak buah yang tidak semuanya diambil dari Dusunya karena kapasitas angkutan yang terbatas untuk ke kota. Nembukteb hanya satu dari sekian banyak kampung di Fakfak yang memliki durian. Menurut pemerintah daerah, luas dusun durian yang becampur dengan dusun pala, cengkeh, coklat dan buah-buah lainnya mencapai 12,000 ha serta lebih dari 3000 kepala keluarga memiliki aset adat tersebut. 

Sejauh ini Durian dari fakfak dijual keluar seperti yang saya temukan di Sorong dalam bentuk buah utuh. Mungkin karena pasar durian segar yang memang selalu dinanti. Belum banyak industri pengolahan berbahan baku durian yang muncul di kota Fakfak. Tentu pilihan untuk menjual buah utuh secara ekonomis sangat menguntungkan apabila margin keuntungannya besar. Di pasar-pasar seperti pulau jawa pun pada musimnya banyak durian yang dijual dijalan-jalan, sekalipun rasa-nya tidak selezat Durian fakfak. Bagaimana animo dan tingginya transaksi yang terjadi di Sorong harus dinilai krusial oleh pemerintah daerah dan Masyarakat adat pemilik durian untuk mengemas durian sebagai salah satu produk export dari Fakfak. Pasar-pasar di luar Papua seperti Maluku, Sulawesi (Makasar), Jawa (Surabaya, Semarang, Jogja dan Jakarta) mungki perlu dijajaki dengan membangun sebuah rantai dagang durian Fakfak. Beberapa tulisan tentang durian fakfak seperti contoh tulisan yang di muat di kompasiana oleh Daniel H.T (http://www.kompasiana.com/danielht/panen-raya-durian-di-fakfak-papua-barat_55292310f17e61d53f8b4573) bahkan di respon oleh nitizen pencinta durian dengan usulan untuk expanding pasar durian fakfak sampai ke pulai jawa. Tentu total fokus pada durian mentega dan durian kerak bum, bisa menjadi branding khusus awal memulai tata niaga kekuatan ekonomi durian Fak-Fak sama seperti bagaimana Durian Montong menjadi populer dengan branding dan kekhasan-nya. 

1 komentar:

  1. Tanah Papua tanah yang kaya, surga kecil jatuh ke bumi wisata yang begitu indah
    wisata yang begitu indah

    BalasHapus