My Ideas and Stories About PAPUA

Making the rich and beautiful resources in Papua become the social economic strength for Papuan has become the long home works. Many people believe that the early start to find the answer is by understanding how Papua looks like, their communities and their special strength. And it can be realize by directly in touch with them. This blogs provides you chance to touch and gets insight ideas, trends and stories about Papua.

Jumat, 06 Juni 2014

Penebangan Kayu di Sepanjang Jalan Makbon - Sausapor (Tambrauw)

Minggu 1 Juni 2014, perjalanan panjang 4 Jam dari Kota Sorong menuju Kabupaten Tambrauw, ini menjadi kunjungan pertama saya ke Kabupaten yang baru didirikan tahun 2009 ini sebagai bagian dari kemitraan yang terbangun antara Samdhana Institute dengan PEMDA Kab Tambrauw. Awal perjalanan dinikmati dengan jalan-jalan offroad yang menantang. Pada 15 KM pertama, pemandangan kerusakan hutan sudah mulai terlibat, pembukaan badan jalan dengan jangkauan PWH yang cukup besar, diestimasi sekitar 20 m sebelah kiri dan kanan jalan dibuka. Menurut informasi dari Pak Supir mobil yang kami tumpangi bahwa wilayah ini merupakan wilayah bekas HPH PT. Henrison (Perlu di klarifikasi).

Perjalanan yang melalui hampir 6 kampung ini menampilkan kombinasi pemandangan alam yang indah dan bagian yang rusak. Pemandangan tidak mengenakan mulai menyentak ketika kita mencapai KM 30an setelah kampung Malaumkatuk pemandangan tidak enak itu kembali muncul. Dimulai Indutri Kayu dengan skala sedang terbangun dan beroperasi aktif di pinggir Sungai Warsamson (di Indikasi Milik LS - Oknum polisi dengan kasus rekening gendut). Di sepanjang indutri kayu ini berjejer rapi kayu-kayu yang siap masuk kedalam industri. Sepanjang 10 Km dari tempat dimana industri ini dibangun, gubuk-gubuk emergecy dibangun dengen tenda plastik dan dinding papar. Gubuk-gubuk ini merupakan tempat tinggal dari para penebang kayu yang melakukan penebangan di wilayah kawasan produksi ini. Didepan gubuk-gubuk mereka berjejer rapi kayu-kayu olahan yang siap untuk dijual. Ukurannya bervariasi dan kelihatan menyesuaikan dengan pesanan pasar. Dari pengamatan cepat yang dilakukan bersama dengan lajunya mobil melewati wilayah tersebut terhitung ada lebih dari 20 gubuk-gubuk penebang. Para penebang ini menurut info dari Pak Supir berasal dari daerah Manado (Perlu diklarifikasi).




Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah, seriuskan pemerintah menerapkan monitoring dan kontrol terhadap pemanfaatan hasil hutan dan kontrol penguasaan oleh pebisnis-pebisnis nakal yang mengambil kesempatan dari ketidakseriusan ini? Apakah jamur permasalahan ini sudah berakar kuat bahkan menularkan penyakit ini sampai ke system tata kelola hutan dan penegakan hukum yang kacau? 

Saya sampai dibawa ke pikiran bahwa para orang-orang pintar kehutanan di Indonesia terlalu menyederhanakan persoalan pengelolaan hutan di Indonesia dan kecenderungan tidak peduli dengan tingkat pemanfaatan hutan yang tidak terkontrol. Yang menjadi menarik untuk saya adalah areal kerja penebang ini masuk dalam wilayah kerja KPHP Sorong. Disaat saya sedang serius untuk mendorong KPH sebagai ruang untuk menapaki jalan baru tata kelola hutan yang baik di Papua, sebuah cubitan yang sakit datang dan menyadarkan saya bahwa semua itu tidak mudah. Lantas bagaimana langkah-langkah awal dan langkah-langkah lanjutan harus dimulai? 

0 komentar:

Posting Komentar